Pekerjaan P3-TGAI Desa Waluya Mejadi Sorotan Publik Diduga Abaikan Kwalitas.


Karawang, tintajurnalis.net. - Pekerjaan P3-TGAI (Peningkatan jaringan Irigasi Program Percepatan  Peningkatan Tata Guna Air) Desa Waluya Baru Baru Ini Memicu Kecurigaan Publik. 

Pekerjaan yang Dibiayai Dari APBN Tahun 2025 ,Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Balai Besar Sungai Citarum. Satuan Kerja Operasi Dan  Pemeliharaan SDA Citarum Nilai Bantuan Sebesar Rp.195.000 000 itu menjadi tranding topik dan dipertanyakan Sekber Wartawan Indonesia (SWI). 


Pasalnya Pelaksana Pekerjaan Kegiatan P3A Gobang Makmur Jaya Waluya,dalam mengerjakan saat debit air tinggi, dilokasi pekerjaan berlangsung,pengurus ataupun pengawas tidak ada ditempat. 


Pelaksana kegiatan P3A Gobang Makmur Jaya Waluya, tidak menyediakan Layanan Publik,base camp,kantor sekretariat tidak ditemukan.



Bahkan salah seorang yang informasinya
 sebagai pelaksana Inisial Tia,ketika dihubungi lewat cell tidak aktif. Didatangi kerumah Tia tidak ditempat. Entah Tia ini dalam strukturP3-TGAI pimpinankah atau anggota. Tetapi ada juga yang bilang, Tia adalah aparat desa waluya. 


Ironisnya lagi kantor kesekretariatan dan base campnya (P3-TGAI) dimana,itu tidak terexpous diketahui jelas),sehingga siapa pimpinan dan anggotanya hingga berita ini terbit belum diketahui dan belum dapat dikonfirmasi. Ungkap SWI. 


Fungsi pelayanan awak media itu penting penyediaan dukungan infrastruktur serta informasi dari penyelenggara, instansi dan pelaksana kegiatan,memastikan agar para awak media dapat bekerja optimal, meliput berita, menyebarluaskan informasi secara akurat efektif profesional kepada publik. 


Secara kasat mata dilokasi kegiatan yang sedang dikerjakan,tidak terlihat alat bantu Alcon,alat penyedot, dan dinding penahan air(Kisdam),padahal saat itu masih dalam pengerjaan.


Sebagian tubuh pekerja ke dalam air yang memang debit air saat itu tinggi, terkesan Keselamatan kesehatan pekerja itu nyaris tidak dipedulikan. Imbuhnya


Di lokasi kegiatan,para pekerja tidak pakai alat keselamatan,kesehatan kerja sesuai yang dianjurkan,pakai helm,rompi,sepatu boots,sarung tangan,nyaris mengabaikan

keselamatan kerja.


Pasangan batu kali yang sudah dilakukan didalam air apakah tidak akan bedampak dengan kwalitas,pekerjaan janggal,diduga tidak memprioritaskan kwalitas. 


Dampak membangun turap saat debit air tinggi sangat negatif, dapat menyebabkan kegagalan struktur,dan ambrolnya dinding turap akibat tekanan air,dan gerusan yang melebihi kapasitas desain. 


Apalagi jika pembangunan di kerjakannya dengan terburu-buru, tidak menggunakan Kisdam sebagai dinding penahan air, dan Alcon mesin penyedot air,pekerjaan turap nyaris seperti asal asalan. 


Diduga pelaksana P3-TGAI menggunakan matrial pasir berkadar tanah atau lumpur yang tinggi,untuk memastikan agar hasil kelayakan dan Lab diketahui transparan. 


Dampak pasir dengan kadar lumpur tinggi adalah penurunan pada kualitas,kekuatan beton akibat gangguan proses pengikatan semen dan pasir. 


Organisasi Wartawan SWI Juga Meminta Pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan BBWSC harus melakukan Sidak (Inspeksi Mendadak), mengevaluasi dan menindak secara profesional agar keuangan negara tidak di salahgunakan. SWI mengakhiri. Rabu 3 September 2025.


(Tim)